Penguatan Domestik dan CEPA: Presiden Prabowo Beberkan Fondasi Ekonomi Nasional di Forbes Conference

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berdialog dengan Chairman and Editor-in-Chief Forbes Media, Steve Forbes pada Forbes Global CEO Conference 2025 yang berlangsung di Hotel The St. Regis, Jakarta, pada Rabu, 15 Oktober 2025. Foto: BPMI Setpres/Kris.

Theasianet.com, Jakarta–Presiden Prabowo komitmen Indonesia untuk membangun fondasi ekonomi nasional yang kuat dan mandiri. Dalam sesi dialog bertajuk “A Meeting of Minds” di ajang Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Hotel The St.Regis, Rabu (15/10). Kepala Negara memaparkan strategi pemerintah dalam memperkuat daya saing dan memberdayakan masyarakat di tengah tantangan global.

Tujuan utama dari dialog ini adalah untuk meyakinkan para CEO dan investor global mengenai arah kebijakan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinannya, dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja, penguatan pasar domestik, dan reformasi BUMN.

Salah satu poin dialog yang menarik perhatian adalah kebijakan pro-rakyat yang telah dijalankan. Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengambil langkah drastis dengan memberikan pengampunan utang bagi para petani dan pelaku usaha kecil yang pinjamannya dinilai sudah tidak realistis untuk ditagih.

“Saya memanggil beberapa bankir, kami berdiskusi… pada dasarnya saya memahami bahwa sebenarnya di bank, setelah 25 tahun, sebagian besar utang itu sudah dihapuskan dalam pembukuan bank,” jelas Presiden, menyoroti kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan usaha rakyat.

Selain itu, program unggulan pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG), disebut telah menjadi motor penggerak pertumbuhan domestik. Presiden mengklaim bahwa program ini secara langsung telah menciptakan 1,5 juta lapangan kerja—setara dengan 3% pertumbuhan ekonomi—melalui pembangunan 30.000 dapur yang mempekerjakan rata-rata 50 orang.

Di bidang kerja sama internasional, Presiden Prabowo mengapresiasi terobosan tim ekonomi yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, termasuk rampungnya Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa. Kesepakatan ini dipandang sebagai upaya vital untuk memperluas akses pasar di tengah persaingan global yang ketat.

“Saya juga menyaksikan penandatanganan CEPA dengan Kanada dan saya pikir kita semakin berupaya menjalin kesepakatan seperti ini dengan banyak pasar lain,” imbuhnya.

Ia menegaskan, ambisinya untuk terus menjalin kesepakatan dagang dengan kawasan lain seperti Amerika Latin, RCEP, dan CPTPP.

Untuk memperkuat efisiensi, Presiden juga berkomitmen menata ulang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia telah mengarahkan Kementerian BUMN untuk merasionalisasi jumlah BUMN dari sekitar 1.000 menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200 hingga 240, dan menjalankannya dengan standar internasional untuk meningkatkan tingkat pengembalian modal.

 

(ree/als

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait