Theasianet.com, Kendari–Komando Operasi Swasembada Papua mengumumkan keberhasilan besar dalam upaya pemulihan keamanan, setelah Panglima Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kodap XV Ngalum Kupel, Lamek Alipky Taplo, tewas dalam operasi penyerbuan markas.
Taplo bersama tiga anggota KKB lainnya dilumpuhkan di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Minggu (19/10).
Kematian Taplo, yang disebut sebagai pukulan telak bagi struktur KKB di wilayah tersebut, terjadi setelah aparat gabungan TNI-Polri menindaklanjuti informasi intelijen mengenai aktivitas kelompoknya.
Asintelter Koops Swasembada Papua, Letkol Inf Renaldy, menjelaskan bahwa Lamek Alipky Taplo dikenal sebagai salah satu pimpinan KKB paling radikal dan aktif di Pegunungan Bintang.
Kelompok Taplo disebut telah berulang kali meneror, memeras, dan mengintimidasi warga sipil, sekaligus mengganggu stabilitas keamanan perbatasan.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemulihan stabilitas keamanan di wilayah perbatasan negara, khususnya di Distrik Kiwirok,” tegas Renaldy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/10), dikutip CNNIndonesia.com.
Kelompok Taplo tercatat aktif melakukan aksi kekerasan sejak 2020, yang mengakibatkan enam korban jiwa dan delapan korban luka berat dari masyarakat sipil dan aparat keamanan, di samping berbagai kerugian materiil. Dengan terbunuhnya Taplo, aparat menegaskan telah menjamin keamanan masyarakat di perbatasan demi terciptanya Papua yang aman.
Pascaoperasi penyerbuan, situasi di Distrik Kiwirok dilaporkan berangsur kondusif. Aparat gabungan TNI-Polri kini terus memperkuat pengamanan dan melakukan patroli intensif di sejumlah titik strategis untuk mencegah potensi gangguan lanjutan.
Tewasnya Taplo diharapkan menjadi titik balik dalam menciptakan kedamaian di Pegunungan Bintang, yang selama ini menjadi salah satu wilayah paling rawan di Papua Pegunungan.
(Ami/red)
![]()






Komentar