
Theasianet.com, Batam–Kapal tanker MT Federal II meledak hebat saat menjalani perbaikan (docking) pada Rabu (15/10) dini hari, menewaskan sedikitnya 10 pekerja dan melukai 18 orang lainnya.
Ledakan dahsyat yang terjadi di galangan tersebut mengakibatkan korban tewas di lokasi kejadian, sementara belasan korban luka-luka, termasuk mereka yang mengalami luka bakar serius, segera dilarikan ke empat rumah sakit berbeda, RS Awal Bros Batam, RS Graha Hermin, RS Mutiara Aini, dan RS Santa Elisabeth.
Sementara itu, Kapolresta Barelang Kombes Zaenal Arifin saat dikonfirmasi membenarkan data awal mengenai jumlah korban.
“Benar, data awal 10 orang meninggal dunia dan 18 orang luka-luka,” ungkap Kombes Zaenal Arifin saat dihubungi, dikutip CNNIndonesia.com.
Saat ini, aparat kepolisian masih fokus pada penanganan korban dan pemeriksaan intensif terhadap para saksi.
Pihak kepolisian belum dapat memastikan penyebab pasti ledakan karena suhu tinggi di dalam palka kapal menghambat proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Karena itu palka belum bisa masuk karena panas, makanya saya bilang data sementara. Fokus sekarang kita pemeriksaan saksi-saksi dan penanganan para korban,” tambahnya.
Tragisnya, insiden ledakan yang menimpa MT Federal II ini merupakan kejadian yang berulang. Kapal tanker yang sama tercatat pernah mengalami ledakan dan kebakaran saat perbaikan pada 24 Juni 2025.
Dalam insiden sebelumnya, sebanyak 9 pekerja menjadi korban, dengan empat orang meninggal dunia. Peristiwa kala itu telah diselidiki dan menyeret dua orang petugas yang bertanggungjawab di bidang Healthy, Safety, and Environment (HSE) subkontrak PT ASL Shipyard, berinisial A dan F, sebagai tersangka atas dugaan kelalaian.
Terulangnya tragedi di kapal yang sama memunculkan sorotan tajam terhadap standar keselamatan kerja (K3) dan pengawasan manajemen galangan kapal.
Polisi diminta untuk mendalami lebih jauh apakah ada kelalaian fatal dari pihak manajemen yang berujung pada tingginya korban jiwa dalam insiden terbaru ini.
(ra/red)