Theasianet.com, Kendari–Kebebasan pers kembali dicederai di Sulawesi Tenggara. Fadli Aksar, seorang jurnalis dari Metro TV, menjadi korban kekerasan dan intimidasi oleh dua ajudan Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka. Insiden memalukan ini terjadi di kantor Gubernur Sultra saat Fadli sedang menjalankan tugas liputan, pada Selasa sore (21/10).
Aksi premanisme oleh pengawal Gubernur ini dipicu oleh upaya Fadli Aksar yang tengah mengejar klarifikasi terkait pelantikan mantan terpidana korupsi sebagai Kepala Seksi di Dinas Cipta Karya Pemprov Sultra. Pelantikan kontroversial ini diketahui dilakukan langsung oleh Gubernur Andi Sumangerukka.
Menurut kesaksiannya di lapangan, upaya Fadli untuk mendapatkan keterangan resmi dari Gubernur dihalangi secara kasar. Momen itu terjadi di sela-sela liputan pembagian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM.
“Salah satu ajudan, yang diidentifikasi berambut panjang dan mengenakan masker hitam, tidak hanya mencoba menghalangi, tetapi juga mendorong saya,” kata fadli kepada theasianet.com.
“Puncaknya, ajudan tersebut memukul ponsel milik saya yang sedang merekam upaya wawancara. Tindakan ini jelas merupakan penghalangan kerja jurnalistik yang dilindungi undang-undang,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi atau pernyataan maaf dari pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terkait insiden kekerasan itu.
Sikap bungkam Pemprov justru memicu reaksi keras dari berbagai organisasi pers. Sejumlah organisasi jurnalis, termasuk Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sultra, telah mengeluarkan kecaman keras.
Mereka menuntut agar Gubernur Sultra bertanggung jawab penuh dan menindak tegas para ajudan yang telah bertindak represif dan mencederai demokrasi.
Kekerasan terhadap jurnalis ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga sinyal buruk bagi transparansi birokrasi, terutama di tengah isu sensitif terkait mantan koruptor yang kembali mendapat jabatan publik.
(als/red)
 
 
                                    

 
                     
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
            



Komentar