Theasianet.com, Jakarta–Kepanikan menyelimuti kawasan Bukittunggul, Kabupaten Bandung, setelah Deden Yudi (42) dan putranya, Zaizafan Dhiya (19), dilaporkan hilang kontak sejak Kamis (16/10) malam.
Ayah dan anak ini tak kunjung pulang setelah memulai perjalanan penjelajahannya di jalur terjal Lembah Tengkorak pada Rabu (15/10) pagi.
Perjalanan yang seharusnya hanya pulang-pergi dalam sehari itu berubah menjadi misteri mencekam.
Dimetahui, mereka berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 WIB dan hingga lebih dari 24 jam kemudian, panggilan telepon keluarga tak pernah terjawab.
Tim SAR gabungan, melibatkan Kantor SAR Bandung, TNI, Polri, dan relawan, kini berjibaku melawan medan curam dan vegetasi rapat Lembah Tengkorak untuk mencari penjelajah tersebut.
Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, menyatakan operasi pencarian telah diperluas untuk mencari keberadaa anak dan bapak itu.
“Kami melanjutkan operasi SAR dengan fokus pencarian di jalur Bukittunggul dan Lembah Tengkorak, menggunakan pola hasty search dan memantau dari udara dengan drone UAV,” kata Ade, Jumat (17/10), dikutip CNNIndonesia.com
Ia menyebut, fokus utama tim adalah temuan awal seperti jejak kaki atau barang tertinggal di area yang diperkirakan sebagai lokasi terakhir keduanya terlihat (Last Known Position).
Namun, tantangan berupa kontur yang curam dan hutan yang sangat rapat membuat proses evakuasi semakin sulit.
“Prioritas utama adalah menemukan korban dalam keadaan selamat. Kami mengimbau masyarakat dan pendaki untuk selalu lapor di pos basecamp dan waspada kondisi cuaca,” tutup Ade.
(ree/red)
![]()






Komentar